Kamis, 16 Februari 2012

Ulasan Album MUSE The Resistance




Album The Resistance, semuanya terlihat lebih jelas. Muse mempresentasikan semua isi album ini di lagu United States of Eurasia. Di dalamnya ada riff dengan scale khas Asia, vokal dengan harmonisasi yang sangat Eropa lengkap dengan falsetto ala Queen, distorsi tebal yang penuh semangat, lirik tentang peperangan + revolusi; plus ending klasik dari Chopin.
USoE juga adalah lagu yang pertama kali diumumkan (di twitter, di fanspage dll). Yang menarik, USoE disebar di kota-kota di belahan Eropa dan Asia (seperti Paris, Berlin, Moscow, Dubai, Tokyo) sebagai ‘project’ rahasia yang dibawa oleh Agen misterius. Para fans yang berada di kota-kota itu musti mencari agen dan merebut USB flashdisk yang isinya adalah kode sandi untuk membuka lagu USoE.. Gilak kan?!

Album ini diawali dengan Uprising yang penuh semangat. Dengan aksen tepuk tangan dan bassline dari Chris Wolstenholme yang khas, Muse masih membuktikan karya mereka masih sangat layak untuk dinikmati secara live. Video klip Uprising sudah beredar, dan Anda bisa mencarinya di yutub. Jika di album Black Holes and Revelations menggunakan simbol kuda; kali ini Muse memakai simbol Teddy Bear yang jahat sebagai pengganti ‘musuh’ yang dilawan.
Saya nggak suka dengan musik jenis R’nB; namun Undisclosed Desires yang berada di track 2 ini begitu menyenangkan. Saya bisa merasakan kegilaan dan kepiawaian Matt dalam menulis lirik. “I want to reconcile the violence in your heart.” Yang lebih menarik, Matt Bellamy itu diakui sangat mahir memainkan gitar –namun di track ini sama sekali tidak ada suara gitar. Matt memainkan synthyzer pada instrumen aneh yang dia modifikasi sendiri; keytar. Anda bisa menyaksikan video-nya yang keren di sini.
Track berikutnya, yang kemudian jadi judul album, Resistance sarat dengan pesan-pesan revolusi. Seperti ada benang merah dengan beberapa tema di album sebelumnya. Dentuman drum Dominic Howard di lagu ini cukup funky, dan lagu ini membuat kita tergoda menggeleng-gelengkan kepala. Chorus-nya (“It could be wrong! It could be wrong!!”) mirip dengan beberapa lagu Queen.
Namun United States of Eurasia lah yang benar-benar Queen banget. Dibuka dengan intro opera D# minor yang mengingatkan pada dentingan piano Bohemian Rhapsody. Matt menyanyikan liriknya “Our ancient heroes they are turning to dust” dengan gaya yang penuh humor. Kemudian harmonisasi dan sahut-sahutan, “Eura.. Sia!! Sia!! Sia!!” bisa dipastikan akan membuat kita geli. Muse sendiri bilang, bahwa mereka ketawa ngakak-ngakak setelah melakukan take di bagian itu.
Collateral-Damage adalah interpretasi Matt dari Nocturne in E-flat Major Op. 9 No. 2 milik Chopin. Kita bisa mendengar celetukan anak-anak kecil dan deruman pesawat atau roket di latar belakang. Begitu suara jet menghilang, kita langsung disuguhi Guiding Light –track dengan tema mirip dengan Invincible di album BHaR; lengkap dengan dentuman drum pengobar semangat dan solo gitar yang sangar. Liriknya cukup cheesy untuk kelas Muse. Haha.
Unnatural Selection dan MK Ultra adalah dua track yang menggunakan jurus lama. Dua lagu ini bisa dikatakan adalah karya berisik dan ngawur namun tetep rapi; seperti Muse yang basic. Kalau Anda suka dengan Stockholm Syndrom, The Small Print atau Assassin –Anda pasti tidak akan asing dengan sound dua track ini.
Track berikutnya, I Belong To You, adalah favorit saya. Dibuka dengan dentingan piano opera, kemudian dentuman Euro-rock. Seperti gaya Muse, lirik-liriknya mengandung kosakata yang khas Matt Bellamy –seperti soul, overdue, guiding light dan bahkan kata ‘muse’ sendiri (“You are my muse!”) . Di pertengahan, Matt menyanyikan penggalan syair Prancis  “Mon Coeur S’Ouvre A Ta Voix”. Memberikan nuansa elegan dan megah. Gak cukup dengan itu; sebelum lagu berakhir kita disuguhi kejutan dengan solo klarinet yang menyenangkan.
Sebagai tambahan; penulis novel remaja Stephenie Meyer adalah penggemar berat Muse. Dia mengaku terinspirasi menulis Twilight saat mendengarkan lagu-lagu kelam dari Muse. Tidak heran jika di film Twilight, kita bisa mendengar Supermassive Blackhole sebagai soundtrack. Dan versi lain I Belong To You (tanpa syair prancis) akan digunakan dalam sequel Twilight : New Moon.
Bagian akhir dari album ini adalah track panjang berjudul Exogenesis. Tidak tanggung-tanggung, mereka bahkan membaginya menjadi 3 bagian. Ini adalah simfoni klasik yang sangat imajinatif; seperti ketika Anda mendengarkan score untuk film. I. Overture ini dibuka dengan sayatan biola dan cello; ini adalah karya yang sangat megah. Lengkingan falsetto Matt turut memaksa Anda memasuki suatu scene dramatis.
Begitu lengkingan gitar yang mirip jeritan habis, kita digiring menuju bagian II. Cross Pollination yang dibuka dengan permainan piano ala Rachmaninoff kemudian menanjak naik dengan nyanyian penuh tantangan, “Tell us, tell us your final wish!!”.  Di bagian pamungkas, III. Redemption, dentingan piano Beethoven dengan iringan string akan terus menghantui kita. Indah dan menenangkan. Apalagi, outro liriknya seperti memberi absolution pada para pendengar “Let’s start over again. And we’ll be good. This time we’ll get it right, last chance to forgive ourselves.”
Muse masih setia dengan tema-tema idealisme mereka; The Resistance ini masih satu ‘rasa’ dengan Absolution yang klasik dan BHaR yang penuh konspirasi. Tapi untuk musik, saya akui –mereka benar-benar fresh. Banyak hal baru yang mungkin akan mengagetkan penggemar lama yang terlanjur terpesona dengan Plug in Baby dan Hysteria.

0 comments:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More