Selasa, 30 Agustus 2011

Mengapa Harus Minta Di-Follow Back?






Tulisan ini terinspirasi oleh banyaknya teman di Twitter yang rajin memfollow orang lain, lalu mereka minta di-follow back. Tentu kita tidak bisa menggeneralisasi apa tujuan mereka. Sebab setiap orang yang seperti itu pasti punya tujuan masing-masing.

Namun berdasarkan pengalaman saya, berikut adalah beberapa contoh twit “minta di-follow back” yang sering muncul:

“Tolong follow back saya ya, agar kita lebih bebas bertuit-tuit ria”
“Tolong follow back saya, agar saya bisa menimba ilmu dari twit-twit Anda.”
“Barusan follow @kamu. Tolong di-follow back ya.”
“Hai @kamu, tolong follow back saya, dong.”



Saya akan membahas 4 contoh di atas, ya.


1. “Tolong follow back saya ya, agar kita lebih bebas bertuit-tuit ria” 

Untuk saling twit dengan seseorang, sebenarnya keduanya tidak harus saling follow. Saya sering “ngobrol” dengan banyak orang di Twitter, dan kami tidak saling follow. Ada sejumlah tokoh atau orang terkenal di Twitter yang twit-nya rajin saya reply, dan sejak lama saya mem-follow mereka. Saya tidak kecewa atas sikap mereka yang hingga hari ini belum memfollow saya.

Ya biarkan saja. Kata orang bule, it’s not a big deal. Selama mereka mau berbaik hati me-reply sapaan saya, apa yang harus dipermasalahkan? Tak ada kan?

Kalau ingin ngobrol dengan orang yang tidak mem-follow kita, kuncinya adalah pada fitur “mention”. Ini adalah fitur di Twitter yang paling ajaib. Sebab siapapun yang kita mention, dijamin dia bisa membacanya walaupun dia tidak mem-follow kita.

Jadi kalau kita minta di-follow back dengan alasan agar lebih bebas ngobrol, saya kira ini alasan yang kurang kuat.



2. “Tolong follow back saya, agar saya bisa menimba ilmu dari twit2 Anda.”



Menurut saya ini alasan yang aneh. Sebab bila kita hendak menimba ilmu dari twit orang lain, caranya adalah silahkan follow dia. Itu saja. Titik.

Walau orang tersebut tidak memfollow Anda, twit-twit dari dia akan selalu muncul di timeline Anda selama Anda masih mem-follow dia. Bahkan bila ingin menyapa dia, Anda tinggal me-mention dia agar dia bisa membaca sapaan tersebut dengan mudah. Bila Anda ingin mengirim pesan pribadi padanya tapi tak bisa lewat DM karena dia tidak mem-follow Anda, ya cukup tanya padanya bagaimana cara mudah untuk menghubungi dia. Gampang dan very simple banget, bukan?


3. “Barusan follow @kamu. Tolong di-follow back ya.”

Kalimat seperti ini kok terkesan seperti mengharapkan balas budi, ya?  Bukankah kita selalu diajarkan untuk bersikap ikhlas? Ketika saya memfollow seseorang - siapun dia - saya selalu berusaha untuk tidak mengharapkan dia juga memfollow saya. Saya merasa dia layak untuk di-follow. Tapi saya tidak pernah berpikir bahwa dia harus membalas “kebaikan” saya yang sudah mau repot-repot memfollow dia.

Saya butuh memfollow dia; itu urusan saya.

Dia merasa tak butuh memfollow saya; itu urusan dia. Saya tak perlu membuat hal ini menjadi urusan saya. Hanya akan mengotori hati saya. Betul? 


4. “Hai @kamu, tolong follow back saya, dong.”

Nah, yang seperti ini agak membingungkan. Karena dia sama sekali tidak menyebutkan apa alasannya

Yang jelas, saya sering perhatikan bahwa orang yang rajin membuat twit seperti ini, biasanya tidak hanya ditujukan pada satu orang, tapi kepada banyak orang sekaligus. Mungkin minta di-folbek sudah menjadi salah satu bagian dari hobi dia

* * *

Salah satu prinsip dasar di Twitter adalah KEBEBASAN. Kita bebas memfollow siapa saja sesuka kita. Kita juga bebas meng-unfollow siapa saja, bahkan bebas memblokir siapa saja. Dan tentu saja, kita juga bebas untuk tidak memfollow orang lain yang memfollow kita.

Bila ada orang lain yang memfollow kita, sama sekali tidak ada kewajiban kita untuk memfollow dia. Bagi saya pribadi, keputusan untuk memfollow akun seseorang hanya semata-mata karena bagi saya dia memang layak untuk di-follow. Bukan karena alasan ingin balas budi, sungkan, dan sebagainya.

Dengan prinsip seperti inilah, mohon maklum bila saya sering menulis status di Twitter yang mengatakan “minta di-follow back itu tidak baik”. Apalagi kalau bunyi permintaannya seperti nomor 3 dan 4 di atas. Kesannya kok seperti pemaksaan gitu ya?


Jika Anda benar-benar ingin difollow back oleh seseorang, coba ikuti kiat sederhana berikut:

Rajin-rajinlah me-reply twit dia, me-mention dia dalam twit-twit Anda yang isinya membuat dia senang atau sesuai pendapat dia. Dengan cara ini, dia akan mulai dan makin mengenal Anda, dan timbul rasa simpati dia terhadap Anda.

Tingkatkan kualitas diri dan kualitas twit-twit Anda, dan biarkan orang tersebut yang akhirnya berpikir bahwa Anda memang layak untuk di-follow.

Terlepas dari uraian di atas, sebenarnya pada konteks tertentu tidak masalah bila kita meminta di-follow back. Saya sendiri, terus terang sering “mengabulkan” permintaan teman-teman seperti itu. Kenapa saya mau? Pertama, karena kami sudah saling kenal, walau hanya kenal lewat Twitter. Kedua, saya sudah mengetahui bahwa dia punya pribadi yang menarik dan saya sukai. Ketiga, dia memberikan alasan yang sangat logis dan sangat kuat. Dengan alasan itu, saya pun berpikir bahwa saya memang HARUS memfollow dia.

Nah, berbeda halnya bila ada orang yang belum kenal dan belum pernah berkomunikasi sebelumnya, tapi begitu muncul langsung minta di-follow back. Hehehe…
Oke, semoga tulisan ini bermanfat ya. Dan maaf bila ada yang membuat Anda tidak berkenan atau tidak setuju. Berbeda pendapat itu sangat biasa. Yang penting saling menghargai, dan janganlah kita saling serang atau saling ejek dan sebagainya, hanya gara-gara perbedaan pendapat
.



Btw, follow twit admin juga ya @mcdirnt

0 comments:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More